Selasa, 18 September 2012

JAMBAN KELUARGA


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan               : Kesehatan lingkungan
Sub. Pokok bahasan      :  Pembuatan JAGA ( Jamban Keluarga )
Hari/tanggal                   : Minggu / 13 Mei 2012
Waktu                               : Pukul 08.00
Tempat                             : Kelurahan Kapasa
Sasaran                            : Masyarakat RT 1 / RW 2 Kelurahan Kapasa
Metode                             : Ceramah dan Tanya jawab
Media                                : Projector (LCD)
Materi                               : Terlampir












A. TUJUAN

1.     Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat diharapkan dapat mengetahui dan mengerti bagaimana cara pembuatan JAGA (Jamban Keluarga) yang baik yang tidak mendatangkan penyakit dan menimbulkan pencemaran lingkungan.


2.     Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan masyarakat dapat :

2.1   mengetahui pengertian JAGA ( Jamban Keluarga )
2.2   mengetahui apa manfaat / tujuan program JAGA
2.3   mengetahui syarat-syarat jamban yang sehat
2.4   mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan JAGA
2.5   mengetahui bagaiamana cara pemeliharaan jamban keluarga agar tetap sehat
2.6   mengetahui apa dampak yang timbul jika tidak adanya jamban yang sehat




B. MATERI

1.       Menjelaskan pengertian JAGA
2.       Menjelaskan manfaat / tujuan program JAGA
3.       Menjelaskan syarat-syarat pembuatan jamban yang sehat
4.       Menjelaskan apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan JAGA
5.       Menjelaskan bagaimana cara memelihara jamban keluarga agar tetap sehat
6.       Menjelaskan dampak yang akan timbul jika tidak adanya jamban yang sehat

C.  DESKRIPSI WAKTU

1.     Pendahuluan

Kegiatan yang dilakukan :

a.       Memberi salam dan memperkenalkan diri
b.      Menjelaskan tujuan penyuluhan
c.       Kontrak waktu

2.     Penyajian

Kegiatan yang dilakukan :

a.       Menjelaskan materi
b.      Memberikan kesempatan kepada sasaran untuk bertanya
c.       Menjawab pertanyaan

3.     Penutup

Kegiatan yang dilakukan :

a.      Feedback
b.      Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti
c.       Menyimpulkan materi penyuluhan











D.EVALUASI

Setelah melakukan penyuluhan tentang cara pembuatan JAGA (Jamban Keluarga) yang baik yang tidak mendatangkan penyakit dan pencemaran lingkungan,maka penyuluh akan mengevaluasi untuk mengetahui hasil penyuluhan yang telah disampaikan dengan cara memberikan pertanyaan kepada masyarakat dan masyarakat dapat menjawab,diantaranya :

1.      Pengertian JAGA (Jamban Keluarga)
2.      Manfaat dan tujuan JAGA
3.      Syarat-syarat pembuatan jamban yang sehat
4.      Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan JAGA
5.      Bagaimana cara memelihara jamban keluarga agar tetap sehat
6.      Dampak yang akan timbul jika tidak adanya jamban yang sehat


JAMBAN KELUARGA


A.   Pengertian JAGA

Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga yang lazim disebut kakus atau WC.


B.   Manfaat dan Tujuan
       
         Pemanfaatan jamban keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan kebiasaan masyarakat. Tujuan program JAGA (jamban keluarga) yaitu tidak membuang tinja ditempat terbuka melainkan membangun jamban untuk diri sendiri dan keluarga.

           
C.   Syarat jamban yang sehat sesuai kaidah-kaidah kesehatan adalah sebagai berikut :

Ø  Tidak memncemari sumber air minum
Ø  Tidak berbau tinja dan tidak bebas  dijamah oleh serangga maupun tikus.
Ø  Air seni, air bersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah sekitar olehnya itu lantai sedikitnya berukuran 1 X 1 meter dan dibuat cukup landai, miring kearah lobang jongkok.
Ø  Mudah dibersihkan dan aman penggunaannnya.
Ø  Dilengkapi dengan dinding dan penutup
Ø  Cukup penerangan dan sirkulasi udara.
Ø  Luas ruangan yang cukup
Ø  Tersedia air dan alat pembersih.

D.   Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan jamban yang sehat
1.      Kondisi daerah, datar atau miring
2.      Tinggi rendahnya permukaan air
3.      Arah aliran air tanah
4.      Sifat, macam dan struktur tanah
E.   Pemeliharaan jamban yang sehat

         Penggunaan atau pemeliharaan jamban yang baik adalah kotoran yang masuk hendaknya disiram dengan air yang cukup, hal ini selalu dikerjakan sehabis buang tinja sehingga kotoran tidak tampak lagi. Secara periodic Bowl, leher angsa dan lantai jamban digunakan dan dipelihara dengan baik, sedangkan pada jamban cemplung lubang harus selalu ditutup jika jamban tidak digunakan lagi, agar tidak kemasukan benda-benda lain.


F.    Dampak yang timbul untuk jamban yang tidak sehat

        merupakan  satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit seperti :
ü  Diare
ü  Typhus
ü  Muntaber
ü  Disentri
ü  Cacingan
ü  Gatal-gatal
                 Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika.

G.  Kesimpulan

                              Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan  satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika.
Pemeliharaan jamban keluarga sehat yang baik adalah lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air, bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang  jamban selalu dalam keadaan bersih, didalam jamban tidak ada kotoran terlihat, tidak ada serangga(kecoa, lalat) dan tikus berkeliaran, tersedia alat pembersih dan bila ada kerusakan segera diperbaiki.



penyakit CA Buli buli


O L E H :
§  NUR FITRAH AMALIAH
§  SHOLIHATUNNISA
§  IRHENI TONDOK
§  ASMAUL HUSNA
§  RIZKY ARVIONITA
§  TANIA BURA ALLO

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DR.WAHIDIN
TAHUN AJARAN 2011 – 2012
A.   DEFINISI
Kanker buli – buli adalah kanker yang mengenai organ buli – buli (kandung kemih). Buli – buli adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang berasal dari ginjal. Jika buli – buli telah penuh maka maka air kemih akan dikeluarkan.

B.  EPIDEMIOLOGI
             Salah satu penyakit yang termasuk masalah kesehatan masyarakat adalah kanker system urogenitalia. Tumor buli-buli paling sering menyerang 3 kali lebih sering dari tumor urogenital lain. Sebagian besar (atau ±90%) tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional.
Di Amerika Serikat keganasan ini merupakan penyebab kematian ke enam dari seluruh penyakit kaganasan, dan pada  tahun 1996 yang lalu diperkirakan ditemukan 52.900 kasus baru kanker buli-buli. Di Indonesia  berdasarkan pendataan hasil pemeriksaan jaringan yang dilakukan selama 3 tahun diketahui bahwa kanker buli-buli menempati urutan kesepuluh dari tumor ganas primer pada pria. Di subbangian Urologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo darii 152 kasus keganasan urologi antara tahun 1995-1997, 36% diantaranya adalah kanker buli-buli dan juga menempati urutan pertama.

C. Penyebab
         Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui . Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko yaitu :
*      Usia, resiko terjadinya kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia
*      Merokok merupakan faktor resiko yang utama
*       Lingkungan pekerjaan , beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker ini karena ditempatnya bekerja ditemukan bahan – bahan karsinogenik ( penyebab kanker ). Misalnya pekerja industry karet, KIMA, dll
*      Ras , orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat pada orang Asia
*      Pria , memiliki resiko 2 – 3kali lebih besar.
*      Riwayat keluarga , orang – orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya perubahan Gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini.
D. TANDA DAN GEJALA
           Tanda dan gejala Ca Buli – buli yaitu :
- Kencing campur darah yang intermitten
- Merasa panas waktu kencing
- Merasa ingin kencing
- Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing
- Nyeri suprapubik yang konstan
- Panas badan dan merasa lemah
- Nyeri pinggang karena tekanan saraf
- Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis
    
          Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sistitis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan.
Patut dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak menghilang.
E.PEMERIKSAAN    DIAGNOSTIK
a)    Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan Hb
§ Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau micros hematuria
Pemeriksaan Leukosit
§ Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri dalam urine
§ Acid phospatase meningkat; kanker prostat metastase,
§ ACTH meningkat kanker paru
§ Alkaline phosphatase meningkat; kanker tulang atau metastase ke tulang, kanker hati, lymphoma, leukemia.
§ Calsium meningkat; metastase tulang, kanker mamae, leukemia, lymphoma, multiple myeloma, kanker; paru, ginjal, bladder, hati, paratiroid.
§ LDH meningkat; kanker hati, metastase ke hati, lymphoma, leukemia akut
§ SGPT (AST), SGOT (ALT) meningkat; kanker metastase ke hati.
§ Testosteron meningkat; kanker adrenal, ovarium
b. Radiology
§ excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat menunjukkan tumornya.
§ Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor
§ Fractionated cystogram adanya invasi tumor dalam dinding buli-buli
§ Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh lymphe
c. Cystocopy dan biopsy
§ cystoscopy hampir selalu menghasilkan tumor
§ Biopsi dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin.
d. Cystologi
§ Pengecatan sieman/papanicelaou pada sedimen urine terdapat transionil cel daripada tumor

F. Pengobatan
          1. Operasi
               Operasi kanker yang terbatas pada permukaan dalam kandung kemih atau hanya menyusup ke lapisan otot paling atas, bisa diangkat seluruhnya melalui sistoskopi. Tetapi sering terbentuk kanker yang baru, kadang di tempat yang sama, tetapi lebih sering terbentuk di tempat yang baru.
              Angka kekambuhan bisa dikurangi dengan memberikan obat anti-kanker atau BCG ke dalam kandung kemih setelah seluruh kanker diangkat melalui sistoskopi. Pemberian obat ini bisa digunakan sebagai pengobatan pada penderita yang tumornya tidak dapat diangkat melalui sistoskopi.
             Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah menembus dinding kandung kemih, tidak dapat diangkat seluruhnya dengan sistoskopi. Biasanya dilakukan pengangkatan sebagaian atau seluruh kandung kemih (sistektomi).
             Kelenjar getah bening biasanya juga diangkat untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar atau belum.Terapi penyinaran saja atau dikombinasikan dengan kemoterapi kadang bisa mengobati kanker. Jika kandung kemih diangkat seluruhnya, maka harus dipasang alat untuk membuang air kemih.Biasanya air kemih dialirkan ke suatu lubang di dinding perut (stoma) melalui suatu saluran yang terbuat dari usus, yang disebut ileal loop. Selanjutnya air kemih dikumpulkan dalam suatu kantong.
            Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung kemihnya telah diangkat, digolongkan ke dalam 2 kategori:
1. Orthotopic neobladder
2. Continent cutaneous diversion.
Pada kedua cara tersebut, suatu penampung internal dibuat dari usus.
               Pada orthotopic neobladder, penampung ini dihubungkan dengan uretra. Penderita diajarkan untuk mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar panggul dan meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga air kemih mengalir melalui uretra.
               Pada continent cutaneous urinary diversion, penampung ini dihubungkan dengan sebuah lubang di dinding perut. Diperlukan kantong luar, karena air kemih tetap berada dalam penampung sebelum dikosongkan oleh penderita dengan cara memasang selang melalui lubang di dinding perut ke dalam penampung. Penderita melakukan pengosongan ini secara teratur.
                Kanker yang sudah menyebar diobati dengan kemoterapi.
2. Radioterapy
• Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade III-IV dan stage B2-C.
• RAdiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads. Penderita dievaluasi selam 2-4 minggu dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks dan IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads selam 2-3 minggu.
3. Chemoterapi
Obat-obat anti kanker :
• citral, 5 fluoro urasil
• topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy merupakan paliatif. 5- Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling sering dipakai. Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam Buli-buli selama dua jam
9. Komplikasi
• Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi
• Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck
• Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi